Waktu lagi asyik leyeh-leyeh di tempat paling adem di kampus (masjid) dan hampir tergoda dengan rayuan angin semilir yang menerobos di bawah cendela, akupun nyaris terlelap dalam, dalam, dalam,,,, halaaaaah gak bisa bikin puisi.. to the point ajah, tiba-tiba telingaku mendengar suara tawa yang serempak, hmm rupanya tawa bahak 3 gadis yang asyik memandangi laptop, satu dari mereka asyik memijat-mijat kibot.. walhasil, mataku yang tadi hampir merem jadi kebuka lebar, 3 gadis itu kembali tertawa seolah-olah tidak peduli bahwa tempat yang mereka tempati adalah tempat untuk beribadah, sebenarnya aku juga lupa diri, wong masjid kok malah buat tidur-tiduran????? ini dorurot karna tidak ada lagi tempat yang paling menyejukkan dan paling aman tanpa gangguan untuk beristirahat selain di masjid (yeeee, ngeleeeessss, hehehehe).
Aku jadi penasaran sebenarnya apa sih yang mereka tertawakan?? Film komedikah? Lawak kah? Nonton video spongebob kah? Upin-ipin kah? Tapi sepertinya tidak, laptop itu nyaris tak bersuara. Dengan curi-curi, akupun mulai memperhatikan mereka, dari beberapa dialog mereka, aku baru tau, ternyata mereka adalah jurnalis sebuah tabloid remaja, sedikit mendekat untuk memastikan apa yang mereka ketik, akupun bergeser dan merambat-rambat, demi mengintip dan membaca topik yang mereka bicarakan dan tertawakan, yes berhasil, monitor laptop itupun bisa kulihat, "TIPS SELINGKUH YANG AMAN". eyalah, itu to yang bikin mereka tertawa segitu hebohnya, aku nggak tau sedetail apa tips-tips itu sampe-sampe aku bisa merasakan semangat mereka, tapi inilah yang aku sesalkan, kenapa tiga gadis muslimah itu menulis rubrik yang seperti itu? Ataukah hanya karna dituntut untuk membuat rubrik nakal, untuk memancing daya tarik para pembacanya? Lalu, apakah mereka tidak berfikir dampaknya nanti? Bagaimana jika para pembaca tabloid itu mengamalkan sugesti tertulis mereka? Selingkuh itu luas, tidak hanya pada "hubungan pacaran", tapi juga "hubungan suami istri?", bagaimana jika tips itu sukses? Ini akan menghancurkan sebuah kepercayaan dalam hubungan.
Mungkin pemikiranku ini kolot dan gak gaul, karena perselingkuhan sekarang menjadi tren anak kecil, anak muda dan orang tua, lagu yang paling digemaripun yang bertemakan perselingkuhan, tapi aku ingat ketika beberapa bulan yang lalu mengikuti pelatihan kerja lapangan di sebuah pengadilan agama, mengamati satu persatu sidang perceraian, dari data yang diperoleh jumlahnya sangat fantastis, satu bulan mencapai ratusan kasus perceraian, tepatnya aku lupa pokoknya sekitar 160-an lebihlah, baik itu cerai gugat atau cerai talak, aku pikir yang hobi cerai cuma para artis (kayak yang ada di infotaymen infotaymen geto deh), ternyata tidak, faktor yang mendominasi adalah karena ekonomi, dan kedua PERSELINGKUHAN!!
Ah, itu memang hak mereka untuk menulis apa saja, apakah aku akan menegur mereka? Sepertinya tidak mungkin, siape gue??? Aku hanya bisa menyampaikannya lewat blog ini, meskipun aku nggak tau siapa yang mau mbaca blog "ecek-ecek" ini. Hoho. Bukankah ada yang mengatakan "jika mulutmu bungkam, lawanlah dengan tulisan" (ada yang tau siapa yang bilang kaya' gini?)
Saudaraku,, ibda' bi nafsik… mulailah dari diri sendiri, sebelum engkau menyuruh orang lain berbuat baik, maka berbuat baiklah dirimu untuk orang lain, maka orang lain akan mengikuti perbuatan baikmu. Begitu juga dengan suatu keburukan, ibda' binafsik, mulailah membayangkan dirimu sendiri, bagaimana jika kamu yang disakiti? Bagaimana jika kamu yang dilukai dan bagaimana jika kamu yang diselingkuhi?
Sebuah hadis untuk perenungan kita bersama, Ketika datang kepada nabi seorang pemuda dan berkata "Wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. izinkanlah aku untuk berzina"!.
Maka para sahabat kaget serta melarangnya dengan marah.
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. bersabda: "Mendekatlah!"
Maka dia mendekat kepadanya.
Kemudian bersabda: "Duduklah!" Maka dia duduk.
Kemudian Beliau bersabda: "Sukakah kalau itu terjadi pada ibumu?"
Dia menjawab: "Tidak. Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu."
Beliau bersabda: "Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka."
Kemudian Beliau bertanya lagi: "Sukakah kalau itu terjadi pada anak perempuanmu?"
Dan pemuda itu menjawab seperti tadi.
Demikianlah selanjutnya Beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya dst. Atau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya.
Tidak hanya dalam perbuatan zina, tapi bayangkanlah perbuatan lain yang tidak pernah kau inginkan menimpa dirimu dan keluargamu, maka dari itu, tidak usah memancing hal-hal yang dapat mendatangkan keburukan pada orang lain..
Demikianlah cara berfikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Jangan sampai karena suatu hal yang kecil, suatu hal yang sepele, suatu hal yang hanya untuk asik-asik-an berdampak negatif bagi orang lain.
kuncinya adalah berfikir sebelum bertindak
Aku jadi penasaran sebenarnya apa sih yang mereka tertawakan?? Film komedikah? Lawak kah? Nonton video spongebob kah? Upin-ipin kah? Tapi sepertinya tidak, laptop itu nyaris tak bersuara. Dengan curi-curi, akupun mulai memperhatikan mereka, dari beberapa dialog mereka, aku baru tau, ternyata mereka adalah jurnalis sebuah tabloid remaja, sedikit mendekat untuk memastikan apa yang mereka ketik, akupun bergeser dan merambat-rambat, demi mengintip dan membaca topik yang mereka bicarakan dan tertawakan, yes berhasil, monitor laptop itupun bisa kulihat, "TIPS SELINGKUH YANG AMAN". eyalah, itu to yang bikin mereka tertawa segitu hebohnya, aku nggak tau sedetail apa tips-tips itu sampe-sampe aku bisa merasakan semangat mereka, tapi inilah yang aku sesalkan, kenapa tiga gadis muslimah itu menulis rubrik yang seperti itu? Ataukah hanya karna dituntut untuk membuat rubrik nakal, untuk memancing daya tarik para pembacanya? Lalu, apakah mereka tidak berfikir dampaknya nanti? Bagaimana jika para pembaca tabloid itu mengamalkan sugesti tertulis mereka? Selingkuh itu luas, tidak hanya pada "hubungan pacaran", tapi juga "hubungan suami istri?", bagaimana jika tips itu sukses? Ini akan menghancurkan sebuah kepercayaan dalam hubungan.
Mungkin pemikiranku ini kolot dan gak gaul, karena perselingkuhan sekarang menjadi tren anak kecil, anak muda dan orang tua, lagu yang paling digemaripun yang bertemakan perselingkuhan, tapi aku ingat ketika beberapa bulan yang lalu mengikuti pelatihan kerja lapangan di sebuah pengadilan agama, mengamati satu persatu sidang perceraian, dari data yang diperoleh jumlahnya sangat fantastis, satu bulan mencapai ratusan kasus perceraian, tepatnya aku lupa pokoknya sekitar 160-an lebihlah, baik itu cerai gugat atau cerai talak, aku pikir yang hobi cerai cuma para artis (kayak yang ada di infotaymen infotaymen geto deh), ternyata tidak, faktor yang mendominasi adalah karena ekonomi, dan kedua PERSELINGKUHAN!!
Ah, itu memang hak mereka untuk menulis apa saja, apakah aku akan menegur mereka? Sepertinya tidak mungkin, siape gue??? Aku hanya bisa menyampaikannya lewat blog ini, meskipun aku nggak tau siapa yang mau mbaca blog "ecek-ecek" ini. Hoho. Bukankah ada yang mengatakan "jika mulutmu bungkam, lawanlah dengan tulisan" (ada yang tau siapa yang bilang kaya' gini?)
Saudaraku,, ibda' bi nafsik… mulailah dari diri sendiri, sebelum engkau menyuruh orang lain berbuat baik, maka berbuat baiklah dirimu untuk orang lain, maka orang lain akan mengikuti perbuatan baikmu. Begitu juga dengan suatu keburukan, ibda' binafsik, mulailah membayangkan dirimu sendiri, bagaimana jika kamu yang disakiti? Bagaimana jika kamu yang dilukai dan bagaimana jika kamu yang diselingkuhi?
Sebuah hadis untuk perenungan kita bersama, Ketika datang kepada nabi seorang pemuda dan berkata "Wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. izinkanlah aku untuk berzina"!.
Maka para sahabat kaget serta melarangnya dengan marah.
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. bersabda: "Mendekatlah!"
Maka dia mendekat kepadanya.
Kemudian bersabda: "Duduklah!" Maka dia duduk.
Kemudian Beliau bersabda: "Sukakah kalau itu terjadi pada ibumu?"
Dia menjawab: "Tidak. Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu."
Beliau bersabda: "Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka."
Kemudian Beliau bertanya lagi: "Sukakah kalau itu terjadi pada anak perempuanmu?"
Dan pemuda itu menjawab seperti tadi.
Demikianlah selanjutnya Beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya dst. Atau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya.
Tidak hanya dalam perbuatan zina, tapi bayangkanlah perbuatan lain yang tidak pernah kau inginkan menimpa dirimu dan keluargamu, maka dari itu, tidak usah memancing hal-hal yang dapat mendatangkan keburukan pada orang lain..
Demikianlah cara berfikir yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Jangan sampai karena suatu hal yang kecil, suatu hal yang sepele, suatu hal yang hanya untuk asik-asik-an berdampak negatif bagi orang lain.
kuncinya adalah berfikir sebelum bertindak
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Budayakan berkomentar ヽ(^。^)ノ